Syeikh Mahmud Syaltut adalah seorang ulama, ahli tafsir dan mufti di
Kairo. Beliau juga dikenal sebagai penyeru persatuan umat islam. Sebelum
dikenal sebagai pemikir dan teolog besar, beliau sudah dikenal sebagai
seorang fakih dan pelopor pendekatan antar mazhab Islam.
Beliau
telah melakukan langkah-langkah dasar dalam pembenahan pandangan Islam
dan pendekatan antar mazhab dengan ide-idenya yang maju. Jasa-jasa
beliau dalam hal ini sangatlah besar dan mendasar. Dalam salah satu
fatwanya yang paling bersejarah, beliau sebagai ulama besar Ahli Sunah
dan mufti al-Azhar mengumumkan diperbolehkannya mengikuti mazhab Syiah.
Syeikh Mahmud Syaltut lahir pada tahun 1310 H di Buhairah, Mesir.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di universitas Iskandariah Mesir,
beliau mengajar di universitas tersebut lalu pindah ke universitas
Al-Azhar. Di sana beliau terus berkembang dan maju hingga pada akhirnya
pada tahun 1378 H menjadi mufti umum al-Azhar. Beliau terus mengemban
tanggung-jawab ini hingga wafat pada tahun 1383 H.
Syeikh
Syaltut seorang fakih yang bijak dan tidak fanatik. Beliau telah
melakukan usaha-usaha yang sangat berpengaruh dalam upaya pendekatan
mazhab-mazhab Islam. Para ulama dan pembesar Ahli sunah dan Syiah juga
mendampingi beliau dalam mewujudkan hal ini.
Beliau sempat
surat-menyurat dan berdialog dengan tokoh-tokoh besar (Syiah) seperti
Muhammad Husein Kasyiful Ghita, sayid Abdul Husein Syarafuddin Amili,
dan ayatullah sayyid Husein Borujerdi. Beliau juga telah melakukan
banyak hal dalam usaha pendekatan antar mazhab, antara lain:
1.
Menyebarkan pemikiran pendekatan antar mazhab Islam untuk menghilangkan
pertikaian dan mendirikan yayasan pendekatan antar mazhab Islam di
Kairo yang bernama "Dar al-Taqrib wa Nasyri Majallah Risalah al-Islam".
2. Mengumpulkan dan mengoreksi validitas hadis-hadis yang sama antara
Ahli Sunah dan Syiah, yang berhubungan dengan pendekatan antarmazhab.
3. Memasukkan fikih Syiah dalam mata pelajaran fikih Islam komperatif untuk mahasiswa universitas al-Azhar.
4. Yang terpenting adalah fatwa beliau yang telah membenarkan mazhab
Syiah sebagai salah satu mazhab yang sah dan boleh diikuti. Padahal,
sampai saat itu belum ada ulama besar dari Ahli Sunah maupun mufti
al-Azhar yang pernah memberikan fatwa seperti itu.
Dengan fatwa
ini beliau telah menunjukkan kebesarannya dan memperkecil jarak antar
mazhab. Karena pentingnya fatwa bersejarah Syeikh Syaltut tentang
pembenaran mazhab syiah ini, kami akan membawakan teks fatwa tersebut:
Seseorang telah bertanya, "Sebagian masyarakat berpendapat bahwa setiap
muslim harus mengikuti salah satu fikih dari empat mazhab agar amal
ibadah dan muamalahnya sah. Sedangakan Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah
tidak termasuk dalam empat mazhab tersebut. Apakah anda sepakat dengan
pendapat ini dan mengharamkan mengikuti mazhab Syiah Itsna Asyariyah
(Dua Belas Imam atau Imamiah)?
Syeikh Syaltut menjawab,
1)
Agama islam tidak memerintahkan umatnya untuk mengikuti mazhab tertentu.
Setiap muslim boleh mengikuti mazhab apapun yang benar riwayatnya dan
mempunyai kitab fikih khusus. Setiap muslim yang mengikuti mazhab
tertentu dapat merujuk ke mazhab lain (mazhab apapun) dan tidak ada
masalah.
2) Mazhab Ja'fari yang dikenal sebagai mazhab Syiah Dua
Belas Imam adalah mazhab yang secara syariat boleh diikuti seperti
mazhab-mazhab Ahli Sunah lainnya.
Oleh karena itu, sudah
sepantasnya umat Islam memahami hal ini dan meninggalkan fanatisme buta
terhadap mazhabnya, karena agama dan syariat Allah tidak mengikuti
mazhab tertentu dan tidak pula terpaku pada mazhab tertentu, akan tetapi
semua pemimpin mazhab adalah mujtahid dan ijtihad mereka sah di mata
Allah Swt. Setiap muslim yang bukan mujtahid dapat merujuk kepada mazhab
yang mereka pilih. Ia boleh mengikuti hukum-hukum fikih dari mazhab
yang dipilih itu dan dalam hal ini tidak ada perbedaan antara ibadah dan
muamalah.
Dar Al-Taqrib
Syekh Syaltut
adalah seorang tokoh besar dan pendiri "Dar al-Taqrib bayna al-Madzahib
al-Islamiyah" Mesir. Lembaga ini adalah sebuah institusi yang berusaha
mewujudkan pendekatan dan persaudaraan serta menghilangkan perpecahan
dan perselisihan yang ada antara Ahli Sunah dan Syiah. Yayasan ini juga
memiliki misi memperkuat hubungan antara mazhab-mazhab islam; sebuah
pusat pergerakan yang pada akhirnya menjadi dasar pikiran berdirinya
"Majma-e Jahani-e Taghrib-e Mazaheb-e Islami" (Forum Internasional
Pendekatan Mazhab-mazhab Islam) di Iran.
Pimpinan Universitas Al-Azhar
Beliau menjadi wakil rektor universitas tersebut pada tahun 1957 M.
Pada bulan Oktober tahun 1958 beliau diangkat menjadi rektor universitas
oleh presiden. Beliau mengemban tanggung-jawab ini hingga akhir
hayatnya. Pemimpin besar dan cendekiawan ini wafat pada umurnya yang ke
70 di malam Jumat tanggal 26 Rajab tahun 1383 H., yang bertepatan dengan
tanggal 12 September 1963 M.
Hasil karya beliau yang populer antara lain:
Tafsir Al-Quran Al-Karim
Nahju Al-Quran fi Bina Al-mujtama
Al-Islam, Al-Aqidah wa Al-Syariah
Al-Fatawa
Al-Qital fi Al-Islam
Min Tawjihat Al-Islam
Muqaronah Al-Madzahib fi Al-Fiqh
Fiqh Al-Quran (IRIB Indonesia/Taqrib/SL)
http://indonesian.irib.ir/tokoh1/-/asset_publisher/2kV3/content/syeikh-mahmud-syaltut-penggagas-ide-pendekatan-antar-mazhab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar